JAKARTA - Menghadapi Bahrain dalam laga kedua putaran ketiga Pra-Piala Dunia di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam ini, timnas Indonesia akan tampil terbuka dan menyerang. Firman Utina cs membidik poin absolut di laga kedua melawan Ismaeel Abdullatif dkk.
Sementara di area pertahanan, pelatih Wim Rijsbergen memerintahkan pemain lebih berkonsentrasi untuk meminimalisasi pelanggaran karena dapat dimanfaatkan lawan yang mempunyai keunggulan postur. Dua dari tiga gol yang dilesakkan Iran pada laga pertama yang diawali bola-bola mati menjadi pengalaman yang sangat berharga.
”Perbedaan tinggi badan adalah realita, makanya kami tidak boleh kehilangan konsentrasi selama 90 menit, itu kuncinya. Karena itu saya katakan kepada para pemain untuk tidak melakukan kesalahan seperti itu lagi,” ujar Wim dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (5/9).
Usai gagal mengimbangi Iran di Teheran, Jumat lalu, Garuda Merah-Putih menargetkan kemenangan pertama didapat atas Bahrain. Bukannya mustahil apalagi pada pertemuan terakhir di tempat yang sama dalam Piala Asia 2007 lalu, Bambang Pamungkas cs menang 2-1.
Sebaliknya bagi Bahrain, setelah hanya bermain imbang tanpa gol saat menjamu Qatar, mereka tentu juga sangat berkepentingan meraup poin penuh. Sama seperti Indonesia, mereka juga mengindikasikan bermain menyerang sehingga laga nanti sangat menarik untuk dinanti.
”Kemenangan sangat penting bagi kami. Saya akan menanamkan mental pemenang kepada seluruh pemain,” ungkap Wim.
Mantan palang pintu tim fantasia Belanda di Piala Dunia 1974 dan 1978 itu menambahkan, skuadnya harus lekas berhenti memikirkan kekalahan melawan Iran yang diakui mempunyai level lebih tinggi, lalu melimpahkan fokus menghadapi Bahrain. Meski begitu, hasil negatif di Teheran tentu menjadi bahan evaluasi penting.
Melawan Bahrain, Indonesia tidak dapat menampilkan Zulkifli Syukur dan sayap kanan Muhammad Ilham karena akumulasi kartu kuning. Absennya dua pemain ini kemungkinan besar akan digantikan Octovianus Maniani dan Supardi yang menempati posisi Zulkifli.
Kembalinya Boaz Solossa, Muhammad Nasuha, Ricardo Salampessy dan gelandang bertahan Ahmad Bustomi akan menambah variasi pilihan taktik Wim. Boaz, pemain terbaik dan top scorer Indonesia Super League (ISL) musim lalu, melewatkan laga melawan Bahrain, kini telah memastikan diri kembali bergabung.
Mengenai kehadiran penyerang lincah itu, Wim belum dapat memastikan apakah nanti malam Boaz akan kembali menggeser Bambang Pamungkas guna menemani Cristian Gonzales.
”Bisa saja. Kami harus melihat kebugaran pemain. Setiap hari ada kejutan, jadi tunggu besok (hari ini) saja. Apa saja bisa terjadi dalam waktu 24 jam,” jawabnya.
Maksimalkan Dukungan
Bermain di hadapan publik sendiri, dia meminta pemain dapat memaksimalkan dukungan melimpah lebih dari 80 ribu pendukung Indonesia yang akan hadir memenuhi setiap sisi stadion.
Sedangkan kapten Bambang Pamungkas mengeluhkan recovery yang singkat. Usai menghadapi Iran, timnas baru tiba di Jakarta, Minggu tengah malam. Pagi harinya atau kemarin, pemain langsung melakukan latihan ringan. Yang mengherankan, kedatangan timnas ke Tanah Air kalah cepat dibandingkan Bahrain yang menjadi tamu.
”Memang situasi tak menguntungkan karena sebagai tuan rumah kita datang terlambat, sedangkan lawan curi start. Kami mendapat kesulitan penerbangan dan baru tiba di Jakarta tadi (Minggu) malam pukul 11,” ujar pencetak gol terbanyak sepanjang masa Indonesia ini.
Meskipun begitu, hal tersebut tidak akan dijadikan alasan, apalagi timnas akan bermain di depan publik sendiri. Menghadapi Bahrain, Bambang mempunyai memori indah, sebagai salah satu pencetak gol ketika menang di Piala Asia 2007 lalu.
Di lain pihak, pelatih Bahrain, Peter Taylor mengatakan, melawan Indonesia akan menjadi laga yang sulit. Dia menilai anak asuh Wim mempunyai organisasi permainan yang bagus serta bermain impresif. ”Pada laga pertama, Indonesia dikalahkan Iran dan kami bermain imbang melawan Qatar, jadi kedua tim sama-sama mengincar kemenangan dan tiga poin akan sangat krusial bagi kami,” ujar juru latih asal Inggris itu. Ditanya siapa pemain Indonesia yang patut diwaspadai, dia menyebut tim secara keseluruhan harus diwaspadai. Namun sehari sebelumnya, Taylor menunjuk Gonzales, Bambang, dan Muhammad Ridwan sebagai pemain yang berbahaya.
Sedangkan ketika disinggung mengenai hasil di Piala Asia 2007, Taylor mencoba diplomatis. Menurutnya, setiap pertandingan mempunyai kondisi yang berbeda, untuk itulah timnya telah mempersiapkan diri sebaik mungkin.
”Bagi saya pertandingan lalu (2007) tidak memengaruhi pertandingan besok,” tandasnya.
Saat ini, Bahrain di atas Indonesia pada peringkat FIFA dengan menduduki tangga 101, sedangkan Indonesia di peringkat 131.
Namun, rekor pertemuan kedua tim masih memihak Indonesia. Di gelaran Piala Presiden pada 1980, Indonesia unggul 3-2. Dua tahun kemudian di event yang sama, kedua tim bermain imbang 1-1. Enam tahun kemudian pada kualifikasi Piala Asia, keduanya bermain tanpa gol. Bahrain mengungguli Indonesia pada gelaran Piala Asia, 25 Juli 2004 dengan kemenangan 3-1. Tiga tahun berselang, Indonesia menang tipis 2-1 atas Bahrain di Piala Asia.
SBY Tonton Laga
Sementara itu, sejumlah orang yang memercayai mitos kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membawa kekalahan bagi tim Indonesia, SBY berencana untuk menonton langsung laga tim Indonesia melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno, Selasa (6/9) petang ini. Presiden ingin memberikan dukungan Bambang Pamungkas dkk yang berjuang di fase Pra-Piala Dunia 2014 Brasil.
”Memang rencananya pukul 19.00 Bapak Presiden berkenan menonton pertandingan Indonesia,” kata Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada wartawan di Wisma Negara, Senin (5/9) pagi.
Namun, menurut Julian, rencana kehadiran SBY ke GBK itu masih bersifat tentatif. ”Hadir tidaknya baru bisa dipastikan besok sore. Saat ini belum bisa dipastikan 100 persen,”ujarnya.
Jika pun Presiden jadi menonton, Julian memastikan terlalu banyak rombongan yang akan dibawa, seperti yang dilakukan saat ajang Piala AFF mengingat keterbatasan tempat duduk di Stadion GBK.
Di berbagai jejaring sosial internet, kehadiran SBY disambut pro dan kontra. Yang pro, memuji perhatian dan dukungan yang diberikan Presiden, sedangkan yang kontra khawatir kedatangan Presiden kembali membawa sial. Masih belum hilang dari ingatan para pecinta sepak bola di ajang Piala Asia 2007 lalu.
Sumber :
Suara Merdeka