Iran akan mengandalkan Ali Karimi untuk mengobrak-abrik pertahanan timnas Indonesia dalam laga perdana putaran ketiga Pra-Piala Dunia 2014 zona Asia di grup E (02/09).
Perjuangan tim nasional Indonesia untuk berlaga di ajang Piala Dunia 2014 Brasil, akan berlanjut kembali pada tanggal 2 September 2011 mendatang. Dan lawan kali ini bukanlah lawan sembarangan, yaitu Iran.
Pada laga pertama di babak ketiga Pra-Piala Dunia grup E ini, Indonesia akan bertandang ke Iran. Berbekal pengalaman menghadapi Turkmenistan di babak kedua Pra-Piala Dunia ditambah dengan beberapa hari pemusatan latihan di Yordania, timnas Indonesia diharapkan mampu setidaknya mencuri angka di stadion Azadi, Teheran, Iran.
Wim Rijsbergen berharap skuad Indonesia dapat belajar banyak dari kekalahan sewaktu melakoni laga persahabatan menghadapi Yordania. Pelatih asal Belanda tersebut ingin skuadnya meminimalisir kesalahan sendiri, seperti yang terjadi saat menghadapi Yordania.
Sementara itu, tuan rumah Iran juga tidak mau kecolongan di laga kandang. Pelatih Iran Carlos Queiroz tidak mau memandang remeh kekuatan timnas Indonesia, bahkan mantan asisten pelatih Manchester United dan tersebut memandang Indonesia sebagai lawan utama mereka.
Persiapan yang dilakukan oleh Queiroz untuk menghadapi Indonesia juga tidak setengah-setengah. Ia bahkan mengirimkan utusan untuk memantau laga uji coba timnas Indonesia di Solo (menghadapi Palestina) dan di Amman (menghadapi Yordania) untuk mengetahui kekuatan timnas Indonesia.
Selain itu, gelandang Iran Javad Nekounam juga sependapat dengan sang pelatih. Pemain Osasuna tersebut mengatakan pertandingan menghadapi Indonesia sangat penting, dan pemain Indonesia harus diwaspadai karena memiliki motivasi yang kuat.
Kondisi Iran sebenarnya juga tidak terlalu bagus. Queiroz yang baru lima bulan menangani timnas Iran dinilai masih membutuhkan waktu untuk membentuk skuad yang tangguh.
Seperti yang diketahui, dalam tiga laga uji coba Iran bersama Queiroz, meskipun berhasil memetik kemenangan, skuad Iran dinilai belum bermain secara maksimal meskipun menunjukkan perbaikan dari tiap laga.
Dalam pertandingan nanti, Indonesia akan menampilkan strategi bertahan seperti yang mereka terapkan sewaktu uji coba menghadapi Yordania di Amman. Sementara, Iran diperkirakan akan memanfaatkan kecepatan dan tinggi badan untuk mencari celah di pertahanan Indonesia.
Iran
Pada laga tanggal 2 September nanti, Iran dipastikan tidak dapat menampilkan skuad terbaiknya karena beberapa pemain Iran yang memperkuat klub Eropa akan absen karena alasan cedera, salah satunya adalah Masoud Shojei yang memperkuat Osasuna.
Namun, meskipun demikian, Pejman Rahbar, pemimpin redaksi GOAL.com edisi Iran, menilai kekuatan Iran tetap tidak dapat diremehkan karena mereka masih memiliki pemain-pemain berkualitas seperti Ali Karimi yang akan menjadi pengatur serangan timnas Iran. Selain itu, pengalaman Queiroz sebagai pelatih Real Madrid dan timnas Portugal tentu menjadi pertimbangan tersendiri.
Di sektor depan meskipun kehilangan striker Wolfsburg Ashkan Dejagah, kekuatan lini depan Iran akan tetap tajam. Karena Iran akan mengandalkan Karim Ansarifard yang disebut sebagai salah satu striker terbaik di Asia.
Di sektor penjaga gawang, Iran memiliki Mehdi Rahmati yang tiga tahun berturut-turut menjadi pemain termahal di negaranya tersebut. Rahmati juga memiliki kelebihan dalam kondisi one on one dengan striker lawan.
Pejman menambahkan, kelemahan Iran selama satu dekade terakhir adalah sulit menguasai bola dalam waktu yang lama. Namun ketika menghadapi Indonesia, ia yakin hal tersebut tidak terjadi. Di atas kertas, kekuatan timnas Iran tetap berada di atas timnas Indonesia meskipun beberapa pemain andalan mereka absen.
Indonesia
Wim Rijsbergen dipastikan pusing dengan kondisi timnas Indonesia saat ini. Tidak dapat tampilnya beberapa pemain andalan Indonesia seperti Ahmad Bustomi dan Boaz Solossa sedikit banyak akan mempengaruhi performa timnas.
Namun, meskipun demikian, pemain pelapis seperti Hariono, Irfan Bachdim diperkirakan akan siap menggantikan peran pemain-pemain reguler yang absen setelah mereka mengikuti pelatnas di Yordania untuk beradaptasi dengan cuaca di Timur Tengah.
Di sektor kiper, Ferry Rotinsulu diperkirakan tetap menjadi andalan Wim untuk menjaga gawang timnas Indonesia meskipun sempat mengalami cedera ringan saat melakoni uji coba menghadapi Yordania.
Di sektor depan, Wim kemungkinan akan kembali menduetkan pasangan Cristian Gonzales dan Bambang Pamungkas. Pengalaman keduanya di level internasional diharapkan mampu membantu permainan tim.
Di lini tengah, Firman Utina diperkirakan akan tetap menjadi komando, sementara hilangnya sosok Bustomi akan coba diisi oleh Hariono yang mampu bermain impresif saat timnas mengalahkan Palestina dalam laga uji coba.
Pada laga pertama di babak ketiga Pra-Piala Dunia grup E ini, Indonesia akan bertandang ke Iran. Berbekal pengalaman menghadapi Turkmenistan di babak kedua Pra-Piala Dunia ditambah dengan beberapa hari pemusatan latihan di Yordania, timnas Indonesia diharapkan mampu setidaknya mencuri angka di stadion Azadi, Teheran, Iran.
Wim Rijsbergen berharap skuad Indonesia dapat belajar banyak dari kekalahan sewaktu melakoni laga persahabatan menghadapi Yordania. Pelatih asal Belanda tersebut ingin skuadnya meminimalisir kesalahan sendiri, seperti yang terjadi saat menghadapi Yordania.
Sementara itu, tuan rumah Iran juga tidak mau kecolongan di laga kandang. Pelatih Iran Carlos Queiroz tidak mau memandang remeh kekuatan timnas Indonesia, bahkan mantan asisten pelatih Manchester United dan tersebut memandang Indonesia sebagai lawan utama mereka.
Persiapan yang dilakukan oleh Queiroz untuk menghadapi Indonesia juga tidak setengah-setengah. Ia bahkan mengirimkan utusan untuk memantau laga uji coba timnas Indonesia di Solo (menghadapi Palestina) dan di Amman (menghadapi Yordania) untuk mengetahui kekuatan timnas Indonesia.
Selain itu, gelandang Iran Javad Nekounam juga sependapat dengan sang pelatih. Pemain Osasuna tersebut mengatakan pertandingan menghadapi Indonesia sangat penting, dan pemain Indonesia harus diwaspadai karena memiliki motivasi yang kuat.
Kondisi Iran sebenarnya juga tidak terlalu bagus. Queiroz yang baru lima bulan menangani timnas Iran dinilai masih membutuhkan waktu untuk membentuk skuad yang tangguh.
Seperti yang diketahui, dalam tiga laga uji coba Iran bersama Queiroz, meskipun berhasil memetik kemenangan, skuad Iran dinilai belum bermain secara maksimal meskipun menunjukkan perbaikan dari tiap laga.
Dalam pertandingan nanti, Indonesia akan menampilkan strategi bertahan seperti yang mereka terapkan sewaktu uji coba menghadapi Yordania di Amman. Sementara, Iran diperkirakan akan memanfaatkan kecepatan dan tinggi badan untuk mencari celah di pertahanan Indonesia.
"Indonesia merupakan lawan utama kami dan Brasil menjadi tujuan kami." Carlos Queiroz, Pelatih Iran |
"Kami akan berusaha mencuri angka dari mereka. Paling tidak, target kami bermain imbang." Wim Rijsbergen, Pelatih Indonesia |
KONDISI TIM |
Iran
Pada laga tanggal 2 September nanti, Iran dipastikan tidak dapat menampilkan skuad terbaiknya karena beberapa pemain Iran yang memperkuat klub Eropa akan absen karena alasan cedera, salah satunya adalah Masoud Shojei yang memperkuat Osasuna.
Namun, meskipun demikian, Pejman Rahbar, pemimpin redaksi GOAL.com edisi Iran, menilai kekuatan Iran tetap tidak dapat diremehkan karena mereka masih memiliki pemain-pemain berkualitas seperti Ali Karimi yang akan menjadi pengatur serangan timnas Iran. Selain itu, pengalaman Queiroz sebagai pelatih Real Madrid dan timnas Portugal tentu menjadi pertimbangan tersendiri.
Di sektor depan meskipun kehilangan striker Wolfsburg Ashkan Dejagah, kekuatan lini depan Iran akan tetap tajam. Karena Iran akan mengandalkan Karim Ansarifard yang disebut sebagai salah satu striker terbaik di Asia.
Di sektor penjaga gawang, Iran memiliki Mehdi Rahmati yang tiga tahun berturut-turut menjadi pemain termahal di negaranya tersebut. Rahmati juga memiliki kelebihan dalam kondisi one on one dengan striker lawan.
Pejman menambahkan, kelemahan Iran selama satu dekade terakhir adalah sulit menguasai bola dalam waktu yang lama. Namun ketika menghadapi Indonesia, ia yakin hal tersebut tidak terjadi. Di atas kertas, kekuatan timnas Iran tetap berada di atas timnas Indonesia meskipun beberapa pemain andalan mereka absen.
Tim nasional Iran |
Kekuatan | Kelemahan |
|
|
Indonesia
Wim Rijsbergen dipastikan pusing dengan kondisi timnas Indonesia saat ini. Tidak dapat tampilnya beberapa pemain andalan Indonesia seperti Ahmad Bustomi dan Boaz Solossa sedikit banyak akan mempengaruhi performa timnas.
Namun, meskipun demikian, pemain pelapis seperti Hariono, Irfan Bachdim diperkirakan akan siap menggantikan peran pemain-pemain reguler yang absen setelah mereka mengikuti pelatnas di Yordania untuk beradaptasi dengan cuaca di Timur Tengah.
Di sektor kiper, Ferry Rotinsulu diperkirakan tetap menjadi andalan Wim untuk menjaga gawang timnas Indonesia meskipun sempat mengalami cedera ringan saat melakoni uji coba menghadapi Yordania.
Di sektor depan, Wim kemungkinan akan kembali menduetkan pasangan Cristian Gonzales dan Bambang Pamungkas. Pengalaman keduanya di level internasional diharapkan mampu membantu permainan tim.
Di lini tengah, Firman Utina diperkirakan akan tetap menjadi komando, sementara hilangnya sosok Bustomi akan coba diisi oleh Hariono yang mampu bermain impresif saat timnas mengalahkan Palestina dalam laga uji coba.
PERKIRAAN SUSUNAN PEMAIN |
Indonesia (4-4-2) Cristian Gonzales - Bambang Pamungkas M.Ridwan - Firman Utina - M Ilham Tony Sucipto M. Nasuha - Hamka Hamzah - M.Roby - Zulkifly Syukur Ferry Rotinsulu Iran (4-3-3) Hadi Noorozi - Karim Ansarifard - Mohammadreza Khalatbari Javad Nekounam - Ali Karimi - Andrani Treymourian Mehdi Rahmati |
0 komentar:
Posting Komentar