TEMPOR CYBER™  mengucapkan . . . MARHABAN YAA RAMADHON 1437 H

Kamis, 04 Agustus 2011

SYARAT-SYARAT IMAN KEPADA TAUHID

Telah berkata Wahhab bin Munabbih kepada orang yang menanyakan padanya tentang :

اليس لا إله إلا الله مفتاح الجنة؟ قال بلى ولكن ما من مفتاح إلا وله أسنان, فإن جئت بمفتاح له اسنان فتح لك , و إلا لم يفتح لك
(صحيح البخارى , رواه تعلقافى كتاب الجنائز ح 1237)


“Bukankah (syahadat/satement) Tidak ada sembahan/ilah selain Allah sebagi kunci surga?“ Dia (Wahhab) telah menjawab :“Betul, akan tetapi tidaklah dari kunci melainkan padanya gigi-gigi. Maka jika mendatangkan kunci yang ada gigi-giginya kamu dapat membuka, dan jika tidak ada kamu tidak dapat membuka“.
(Shahih Al-Bukhari meriwayatkan secara Mu‘allaq, Kitab Al-Janaiz Hadits no. 1237)

Adapun gigi-gigi pada kunci tersebut yang dimaksud adalah syarat-syarat yang wajib dipenuhi dalam syahadat/statement Tauhid “Tidak ada sembahan/ilah selain Allah”.
Seseorang dikatakan mengimani Tauhid, wajib mencakup syarat-syarat sebagai berikut :
1. Al-Ilmu, adalah meniadakan kebodohan, dengan meniadakan yang diibadahi dengan benar selain Allah, dan menetapkan kepada Allah yang Maha Esa.

فإعلم انه لا إله إلا الله (سورة محمد:19)

“Maka ketahuilah (mulailah dengan ‘ilmu) sesungguhnya Tidak ada sembahan/ilah serlain Allah”. (Surat Muhammad ayat 19)

شهد الله انه لا إله إلا هو, والملئكة واولوا العلم قائما بالقسط, ل اإله إلا هو العزيز الحكيم (سورة ال عمران : 18)

“Allah telah bersaksi, sesungguhnya tidak ada sembahan/ilah selain Dia. Demikian juga para malaikat dan juga orang-orang yang berilmu (cendekiawan) menegakkan dengan adil, Tidak ada sembahan/ilah selain Dia yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”. (Surat Ali ‘Imran ayat 18).

2. Al-Yaqin, adalah meniadakan keraguan, menjadikan hati istiqomah ber-Tauhid dengan tanpa keraguan. Yaqin secara tetap. Maka sesungguhnya Iman tidaklah cukup padanya tanpa ilmu yaqin, bukanlah ilmu persangkaan. Telah berkata Allah سبحانه و تعالى :

إنما المؤمنون الذين أمنوا بالله ورسوله ثم لم يرتابوا و جاهدوا بأموالهم و أنفسهم فى سبيل الله, اولئك هم الصادقين
(سورة الحجرات : 15)


“Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang beriman adalah orang yang mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidaklah ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta-harta mereka dan jiwa-jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”.
(Surat Al-Hujurat ayat 15).
Dan Abu Hurairah berkata, telah berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :

أشهدأن لا إله إلا الله و أنا رسول الله, لا يلقى الله بهما عبد غير شاك فيهما إلا دخل الجنة(صحيح مسلم كتاب الإيمان ح 27, 31)

”Aku bersaksi bahwa Tidak ada sembahan/ilah selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan (Rasul) Allah, tidaklah seorang hambapun akan menjumpai Allah tanpa keraguan (syak), melainkan dia masuk surga”. (Shahih Muslim Kitab Al-Iman Hadits no. 27, 31).

3. Al-Qabul, adalah menerima dan menunaikan Tauhid dengan hati dan lisan. Allah telah mengisahkan kepada kita tentang kabar yang telah lampau berkenaan akibat/kesudahan orang-orang terdahulu dan menimpakan siksa sebab menolak dan enggan men-Tauhid-kan Allah.

وكذالك ماارسلنامن قبلك فى قرية من نذير, إلا قال مترفوها, إناوجدناأباءناعلى امة و إناعلى أثرهم مقتدون.
قال اولوجئتكم باهدى مماوجدتم عليه اباءكم, قالواإنابماارسلتم به كافرون.
فانتقمنامنهم فانظركيف كان عاقبةالمكذبين
(سورة الزخرف : 23 – 25)


“Dan sebagaimana tidaklah kami telah mengutus sebelummu (Muhammad j ) pada suatu negeri seorang pemberi peringatan melainkan telah berkata orang yang berlebihan/hidup mewah “sesungguhnya kami telah mendapati bapak-bapak kami menganut agama dan sesungguhnya kami pengikut jejak-jejak mereka. (Rasul itu) telah berkata “dan apakah bila aku datangkan kepada kalian petunjuk (kamu tetap mengikuti) agama yang kalian dapatkan dari bapak-bapak kalian?”, mereka menjawab :”sesungguhnya kami mengingkari agama yang kalian diutus menyampaikannya”. Maka Kami binasakan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan”. (Surat Az-Zuhruf ayat 23 – 25).

إنهم كانواإذاقيل لهم لاإله إلاالله يستكبرون
ويقولون ائن لتاركواالهتنالشاعرمجنون
(سورة الصافت : 35 – 36)


“Sesungguhnya mereka bila dikatakan kepada mereka “Tidak ada sembahan/ilah selain Allah”, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata “apakah kami akan meninggalkan sembahan-sembahan/alihah kami untuk (mengikuti) penyair gila”. (Surat Ash-Shafat ayat 35, 36).

4. Al-Inqiyad, adalah mengikatkan diri ber-Tauhid. Dan Al-Istislam, adalah berserah diri kepada Allah. Meniadakan untuk meninggalkannya.

ومن يسلم وجهه إلى الله وهومحسن فقداستمسك بالعروة الوثقى … (سورة لقمان : 22)

“Dan barangsiapa menyerahkan wajahnya kepada Allah, dan dia berbuat baik (muhsin), maka sungguh telah berpegang dengan tali yang kokoh”. (Surat Luqman ayat 22).
Tali yang kokoh adalah dengan Tidak ada sembahan/ilah kecuali Allah.

5. Ash-Shidqu (jujur), adalah meniadakan kedustaan, bahwasanya mengatakan kebenaran/kejujuran dari hati, hatinya mufakat dengan lisannya.

أحسب الناس ان يتركواان يقولواأمناوهم لا يفتنون.
ولقد فتناالذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقواوليعلمن الكاذبين
(سورة العنكبوت : 2 – 3)


“Apakah manusia-manusia telah mengira, bahawa mereka ditinggalkan (begitu saja), bahwa mereka mengatakan “kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji. Dan sungguh-sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar/jujur dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.
(Surat Al-Ankabut ayat 2, 3).

6. Al-Ikhlash, adalah mensucikan amalan dengan niat yang Shalih, jauh dari berbagai kesyirikan.

ألا لله الدين الخالص (سورة الزمر : 3)

“Ingatlah, bagi Allah Ad-Diin (agama, aturan) yang murni”. (Surat Az-Zumar ayat 3)

وماأمرواإلا ليعبدواالله مخلصين له الدين, حنفاء و يقيمواالصلوة… (سورة البينة : 5)

“Dan tidaklah mereka diperintah melainkan agar mereka beribadah kepada Allah dengan ikhlas karena Allah sesuai Ad-Diin yang lurus, dan mendirikan Shalat ….” (Surat Al-Bayyinah ayat 5).
Dari Abu Hurairah رضىالله عنه , berkata Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :

أسعدالناس بشفاعتى يوم القيامة من قال لا إله إل الله خالصا من قلبه أو نفسه
(صحيح البخارى كتاب العلم ح 98)


”Manusia yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari qiyamat adalah yang telah berkata “Tidak ada sembahan/ilah selain Allah” secara ikhlash dari hatinya atau jiwanya”.
(Shahih Al-Bukhari Kitab Al-‘Ilmu Hadits no. 98)

7. Al-Mahabbah, adalah mencintai dan melazimi kalimat Tauhid, dan membenci apa-apa yang membatalkan ber-Tauhid.

ومن الناس من يتخذمن دون الله أندادايحبونهم
كحب الله, والذين أمنواأشدحبالله
(سورة البقرة : 165)


“Dan dari sebagian manusia menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan, mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti menciintai Allah. Dan orang-orang yang beriman lebih dahsyat/hebat cintanya kepada Allah”. (Surat Al-Baqarah ayat 165).

يأيهاالذين أمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتى الله بقوم يحبهم ويحبونه, أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين,يجاهدون فى سبيل الله ولا يخافون لومة لائم
(سورة المائدة : 53)


“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa murtad diantara kalian dari diin/Agama Islam, maka Allah akan mendatang suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, mereka bersikap merendah terhadap orang-orang yang beriman, bersikap tegas (lebih mulia) terhadap orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan Allah, dan tidaklah mereka takut celaan para pencela”. (Surat Al-Maidah ayat 53).
Telah berkata Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :

ثلاث من كن فيه وجد حلا وة الإيمان أن يكون الله و رسوله أحب إليه مما سواهماوأن يحب المرء لا يحبه إلا لله و أن يكره أن يعود فى ألكفر كما يكره أن يقذف فى النار
(صحيح البخارى كتاب الإيمان ح 15 , صحيح مسلم كتاب الإيمان ح 60)

”Tiga orang yang keadaan padanya telah mendapatkan manisnya iman, bahwasanya menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai padanya dari selain keduanya, dan mencintai seseorang tidaklah ia mencintai melainkan karena Allah, dan bahwasanya ia membenci kembali kepada kekufuran sesudah Allah selamatkan dia dari kekufuran sebagaimana dia membenci dilemparkan ke dalam neraka”.
(Shahih Al-Bukhari Kitab Al-Iman Hadits no. 15, Shahih Muslim Kitab Al-Iman Hadits no. 60).

قل إن كنتم تحبون الله فإتبعونى يخببكم الله و يغفرلكم ذنوبك, والله غفور رحيم
(سورة ال عمران : 31)


“Katakanlah (Wahai Muhammad j) : jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku. Niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Surat Ali ‘Imran ayat 31)

Dengan demikian, untuk Mahabbah (mencintai) Allah wajiblah Ittiba’ (mengikuti) Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, menjadikan uswah dan qudwah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

والله أعلم

0 komentar:

Posting Komentar