TEMPOR CYBER™  mengucapkan . . . MARHABAN YAA RAMADHON 1437 H

Sabtu, 02 Juli 2011

Emansipasi Lelaki

DALAM satu dasawarsa ini marak sekali kaum hawa yang bergerak di area lelaki, namun tak hanya wanita saja yang ingin ambil bagian dalam hal emansipasi. Pergeseran mode saat ini memperlihatkan banyak lelaki yang mulai menggunakan istilah emansipasi lelaki. Emansipasi ini ditunjukkan dengan kegemaran kaum adam merawat tubuh dengan mendatangi salon, bergaya maskulin, memperhatikan penampilan layaknya wanita.
Salon kecantikan tentu saja bukan tempat yang asing lagi bagi mereka. Bahkan untuk melakukan perawatan tubuh seperti creambath, lulur dan facial, terkadang mereka rela bersedia mengantri berjam-jam di salon hanya untuk menunggu giliran.
Lelaki bersih, berpenampilan rapi serta harum tentu disukai wanita. Tapi bagaimana jika kebiasaan ini membuat mereka lebih feminin dan menjadi lelaki pesolek? Padahal, untuk mendapatkan fisik yang diinginkan, para lelaki toh tak harus menanggalkan kejantanannya.
Urusan berdandan bukan lagi monopoli kaum wanita. Setidaknya, kemajuan zaman dan bergesernya nilai-nilai hidup di masyarakat telah membuat kaum lelaki menjadi sasaran berbagai produk kecantikan dan bedah plastik untuk memperbaiki penampilannya. Dulu, jangankan creambath, datang ke salon kecantikan saja para lelaki enggan dan malu melakukannya. Tapi kini? Dengan, mantapnya kaum adam mendatangi area kecantikan.
Menurut data dari America Society of Plastic Surgeons pada tahun 2004 di Amerika Serikat (AS) saja tercatat lebih dari sejutaan klien lelaki melakukan operasi estetik untuk mencapai penampilan yang terlihat lebih muda dan membuat mereka nyaman dalam kegiatan sehari-hari. Di AS setidaknya merubah penampilan oleh kaum Adam meliputi lima operasi paling diminati, diantaranya hair implant dan neck lifting.
Michael Flocker secara gamblang memaparkan pergeseran perilaku lelaki-lelaki dewasa ini. Dulu, boleh dibilang hanya orang-orang homoseksual yang memperhatikan penampilan seperti cara berpakaian, pergi ke salon atau spa dan latihan rutin di tempat-tempat kebugaran untuk membentuk badan. Hal ini dimuat dalam bukunya "The Metrosexual Guide to Style."
Di Indonesia, dekade 90-an jika bicara urusan merawat tubuh dan wajah mungkin terdengar janggal dan sangat sulit ditemukan bahkan mereka yang memang membutuhkan perawatan pun akan diam-diam melakukannya. Perbedaan budaya dan pola hidup masyarakat kita dengan orang-orang di benua Eropa memang menjadikan grooming (merawat wajah dan tubuh) sebagai bagian gaya hidup jelas membuat hal ini kurang popular di Indonesia. Namun beriring kemajuan zaman, arus moderinsasi dan informasi kini membawa grooming menjadi hal yang lazim dilakukan lelaki di Indonesia.
Namun jika kita bicara data sahih, maka jawabannya tidak bisa kita pukul rata. Karena sampai sekarangpun tidak ada data akurat atau survey khusus yang mengatakan secara pasti jumlah lelaki yang rajin merawat tubuh dan wajahnya atau rela melakukan operasi plastik untuk memperbaiki penampilannya.
Dalam perkembangannya, lelaki pesolek ini bisa dinilai dari kegiatan dan gayanya, antara lain :
1. lelaki pesolek kerapkali memperhatikan penampilannya di mana pun berada, tanpa malu-malu ia akan berkaca, dan mematut diri.
2. lelaki ini suka memperhatikan keserasian warna pakaian dalam, dengan setelan yang dikenakannya.
3. Saat bercermin, lelaki pesolek memegang rekor terlama berdandan! Gaya menyisir rambutnyapun bisa berganti hingga empat sampai lima kali.
4. Jangan heran jika lelaki ini seharian menggunakan celana panjang putih tanpa ternoda sedikitpun.
5. Ketika timbul jerawat di wajahnya, lelaki pesolek cenderung panik dan sibuk melakukan uji coba dengan segala macam obat jerawat.
6. Selalu meyimpan sebotol body lotion dan parfum dalam tasnya kerjanya.
7. Selalu sibuk dalam memilih pakaian yang akan dipakai.

0 komentar:

Posting Komentar